Senin, 09 April 2012

Runtuhnya Teori Pembangunan Dan Globalisasi


CRITICAL REVIEW

Judul buku : “Runtuhnya Teori Pembangunan Dan Globalisasi”
Pengarang   : Dr. Mansour Fakih
Tahun          : 2001
Penerbit      :INSIST Press & Pustaka Pelajar, Jakarta


PENDAHULUAN

 Buku berjudul “Runtuhnya Teori Pembangunan dan Globalisasi” berisikan hubungan dan kebermaknaan teori pembangunan dan globalisasi. Penyusunan buku ini dilatarbelakangi oleh gejala timbulnya kerancuan teoritik dan paradigmatic dari para aktivis lapangan yang tanpa disadari menggunakan dasar teoritik dan visi idiologis mengenai suatu perubahan social yang menjadi landasan aktivitas sehari-hari para praktisi, dengan demikian memerlukan pemahaman tentang paradigma dan berbagi teori perubahan sosial.
Buku ini  terbagi ke dalam enam bagian. Bagian pertama, merupakan pendahuluan yang membahas latarbelakang dan tujuan penyusunan buku ini di samping alasan penulis menggunakan istilah teori pembangunan maupun teori perubahan sosial.
Bagian kedua, membahas tentang bagaimana dan apa yang mempengaruhi sebuah teori dengan fokus pada paradigma dan peranannya dalam membentuk teori perubahan sosial dan pembangunan : pengertian paradigma, paradigma ilmu sosial menurut Habermas, paradigma perspektif Freire, paradigma-paradigma sosiologi.
Bagian ketiga dan keempat membahas tentang paradigma dan teori pembangunan dan perubahan sosial berlandasakan kapitalisme, marxisme, sosialisme, teori ketergantungan atau depedensia dan kritik terhadapnya.
Sedangkan bagian keilima, refleksi penulis terhadap beberapa teori yang dapat dikategorikan sebagai teori-teori perubahan sosial alternatif. Pertama, teori feminimisme, teori liberalisasi dan teori analisis sosial dekonstruksi terhadap developmentalisme.
Bagian keenam, membahas sejarah perjalanan teori pembangunan yang mengambil bentuk dalam teori pertumbuhan cepat (rapid growth development) .Pada bagian ini, dibahas detail tentang krisis pembangunanisme dan mulainya era globalisasi ditambah dengan refleksi penulis terhadap berbagai perdebatan mengenai globalisasi dan berbagai skenario teoritik tentang formasi sosial globalisasi serta implikasinya.
PEMBAHASAN
 Buku ini selain disediakan untuk bacaan khalayak umum,  juga untuk praktisi lapangan, membahasan konsep paradigma dan peranannya dalam membentuk  ilmu social sangat detail dan mudah di fahami, di mulai dari bahasan apa itu paradigma, mengapa dan bagaimana suatu paradigma terbentuk serta apa pengaruh paradigma terhadap terbentuknya teori-teori perubahan social dan praktek pembangunan.
 Paradigma adalah alat pandang atau aliran yang kemudian penulis menyitir pendapatnya Thomas Khun yang terkenal dengan karyanya “ the structur of science revolution” bahwa paradigma adalah suatu kerangka referensi atau pandangan dunia yang menjadi dasar keyakinan atau pijakan suatu teori, juga menyadur dari Pattun ( 1975 ) memberikan pengertian paradigma dalam bukunya “A World View, A General Perspektif Way of Dreaking Down The Complexity of The Riel World” yang tidak jauh memberikan pengertian paradigma dari Thomas Kun yang bisa ditarik kesimpulan bahwa paradigma adalah konstelasi teori, pertanyaan, pendekatan serta prosedur yang digunakan oleh suatu nilai dan tema pemikiran.
Pengarang mampu menjelaskan dominasi paradigma terhadap paradigma lain yang merupakan dasar lahirnya sebuah teori perubahan social. Dicontohkan pada fase marxisme perkembangan dan kritik intern terhadap kapitalisme yang menyebabkan terjadinya perubahan teori social. Lebih lanjut dikatakan bahwa pemahaman paradigma dan teori perubahan social seharusnya tidak sekedar untuk memahami dan mempelajarinya tetapi lebih dalam rangka menegakkan komitmen suatu proses emansipasi, keadilan social, dan transformasi social. Demikian  juga pemilihan paradigma dan teori perubahan social adalah suatu pemihakan berdasarkan nilai-nilai tertentu.
Dalam rangka memahami pengaruh paradigma dan teori perubahan social terhadap pembangunan, Dr. Mansour Faqih menguraikan 1. Peta paradigma dalam ilmu social diantaranya paradigma dominative lawan emansipatoris,  paradigma reformasi kearah paradigma transformasi dimana paradigma ini digunakan untuk memahami dan menganalisis suatu praktek social, 2. Paradigma fungsionalis, 3. Paradigma interpretatif, 4. Paradigma humanis radikal, 5. Paradigma strukturalis radikal. Dengan pemahaman ke lima paradigma akhirnya akan dipahami pula berbagai metodologi dan pendekatan proyek pembangunan maupun aksi social di akar rumput, karena pada dasarnya metodologi dan teknik program perubahan social maupun pembangunan serta teori-teorinya sangat konsisten dalam mengikuti paradigma yang ada sehingga memberikan makna terhadap realita social, mempengaruhi visi dan misi suatu teori social, mempengaruhi penentuan pendekatan di dalam pelaksanaan program pembangunan.
Pada bagian lain buku ini memuat teori perubahan social dominan yang dikenal sebagai bagian dari teori modernisasi dan teori pembangunan yang dapat mengantarkan pemahaman terhadap dasar pandangan teori. Dr. Mansour Faqih menyajikan semua teori dan paradigma modernisasi dan pembangunan yang berlandaskan paradigma kapitalisme juga berbagai teori yang kemudian muncul dibawah pengaruh paradigma teori perubahan social kapitalisme dan teori modernisasi dan pembangunan yang dicontohkan dengan teori basic needs. Untuk memahami lahirnya teori modernisasi dan pembangunan dibahas tiga teori social dan ekonomi terpenting yaitu teori ekonomi klasik, teori evolusionisme, serta teori fungsionalisme yang banyak menyadur dari pemikiran W.W. Rostow dimana teori pertumbuhannya sering dianggap sebagai pilar utama bagi teori pembangunan yang menguraikan tentang pendekatan perubahan social dari pendekatan kapitalisme. Juga disajikan mengenai motivasi karya David Mc-Clelland yang merupakan aplikasi terbaik dari teori modernisasi.
Beberapa contoh yang disajikan dalam memperjelas teori perubahan social kapitalis dan teori modernisasi pembangunan digunakan Negara-negara di wilayah Asia yang lebih banyak menggunakan model teori pembangunan pertumbuhan cepat yang akhirnya mengalami proses kejatuhan yang dikarenakan tidak dilandasi factor fondasi ideologis dan paradigmatic teori pembangunan yang dianggap sebagai penyebabnya.
Pada bagian lain di analisis berbagai teori kritik dan reaksi terhadap paradigma dan teori perubahan social yang berakar pada ideology mainstream kapitalisme yakni paradigma dan teori modernisasi dan pertumbuhan. Paham dan teori kritik yang diungkap berangkat dari paradigma dan analisis structural radikal dan paradigma radikal humanis tentang perubahan social. Focus bahasanya diarahkan pada pembahasan berbagai teori kritik dan kritik terhadap teori pembangunan pertumbuhan dan pemerataan.
Paradigma teori kritik yang digunakan merujuk pada pemikiran Karl Marx, Resnick dan Wolf, juga pemikiran dari bukan marxis seperti Heilbroner. Yang akhirnya dikatakan bahwa teori kritik sesungguhnya merupakan dasar teori perubahan social atau transformasi social. Teori ini menempatkan masyarakat sebagai subyek perubahan social dalam pembangunan yang akhirnya melahirkan berbagai metodologi partisipatori dalam berbagai aspek. Juga model riset partisipatori.
Pembahasan paradigma dan teori kritik perubahan social diakhiri dengan penjelasan tata ekonomi dunia masa depan yang berasumsi bahwa tidak mungkin untuk mengembangkan suatu dunia yang adil dan demokratis dengan strategi masing-masing Negara melakukan pembangunan dan pertumbuhan nasional, selain tidak sehat dan merusak model pembangunan nasional mustahil melahirkan tata ekonomi dunia yang adil. Pada dasarnya maju dan berhasilnya pembangunan dan pertumbuhan suatu Negara selalu dibayar dengan keringat, penderitaan Negara lain dan bahkan tersingkirnya Negara lain. Model kompetisi pembangunan dan pertumbuhan cepat atau lambat akan membawa konflik global. Akhirnya teori kritik dan perubahan social ini mengajukan suatu strategi untuk mengarahkan energy gerakan pada sumber surplus ekonomi, penyedotan surplus ekonomi global dengan jalan mengurangi tingkat laba dan secara global memperhatikan persoalan pemerataan.
Setalah membahas teori perubahan social yang dominan yakni teori pembangunan kapitalis serta teori-teori yang menjadi yang berpijak pada paradigma marxisme, buku ini menjelaskan paradigma dan teori alternatif terhadap teori modernisasi maupun sosialisme yang dikategorikan dalam teori alternatif , contohnya critical theory yang dikemukakan oleh Stephen Leonard pada tahun 1990 yang disadur dari bukunya yang berjudul Critical Theory in Political Practice. yang memberikan kritik terhadap institusi dan praktek social politik yang ada dalam masyarakat yang tidak adil. Teori ini dikategorikan sebagai teori kritik karena berdimensi praktis dikenal dengan istilah praxis yaitu suatu perenungan teoritik untuk melakukan aksi perubahan social. Teori tersebut tidak dapat secara mudah masuk dalam kategori paradigma dan aliran marxisme maupun pembangunan kapitalistik. Berbagai teori yang masuk dalam kategori teori alternatif meliputi berbagai paradigma. Yang pertama gerakan feminisme dengan berbagai alirannya, yang kedua teori alternative yang merujuk pada teologi pembebasan khususnya gerakan pembebasan agama katholik di Amerika Latin yang ditokohi oleh Gustavo Gutieres, yang ketiga pendekatan post modernisme. Sasaran utama pada gerakan ini adalah persoalan power/knowledge yang merupakan kritik dari Michel Foucault.
Gerakan post mordenisme dapat mencerahkan dan memberikan inspirasi secara radikal dan kritis terhadap setiap usaha untuk melahirkan pemikiran alternative terhadap pembangunan. Jika teori post modernism lebih melihat gagalnya develepmentalist dalam menjawab tantangan rakyat selatan, sebaliknya justru mengantar semakin kokohnya perusahaan multinasional untuk menguasai ekonomi politik dan budaya rakyat selatan, maka terdapat juga pandangan yang lebih optimis dari teoritisi ilmu social untuk meletakkan teori perubahan social agar tetap memainkan peran penting di masa depan. Pandangan ini disebut atau dikenal dengan teori konvergensi pembangunan. Penganut teori konvergensi secara optimis percaya akan kuatnya kecenderungan konvergensi antara teori perubahan social dan pembangunan di masa mendatang, konvergensi antar berbagai teori yang tadinya bertentangan diharapkan melahirkan sintesis yang akan bermanfaat bagi umat manusia. Mereka tidak akan lagi memaksakan berlakunya satu tesis tertentu yang mewakili teori perubahan social modernisasi, pembangunan, globalisasi, dependensia, sosialisme, maupun yang lain. Namun, secara teoritik teori konvergensi belum benar-benar mampu menggambarkan diri dan sosoknya sebagai suatu teori perubahan social alternative terhadap globalisasi yang dikatakan sebagai jalan ketiga; yang terakhir ditawarkan oleh Giddens dalam kenyataannya merupakan bagian dari gagasan neo-liberalisme dan menjadi bagian dari globalisasi kapitalisme sehingga banyak yang meragukannya apakah benar-benar bisa sebagai jalan ketiga.
 Teori pembangunan yang lebih dikenal dengan paham develepmentalisme selain dikembangkan dalam rangka membendung pengaruh dan semangat anti kapitalisme bagi rakyat dunia ketiga juga merupakan siasat baru untuk mengganti formasi social kolonialisme yang baru runtuh. Diskursus develepmentalisme yang lahir tahun 1949 telah resmi menjadi doktrin kebijakan luar negri Amerika Serikat. Develepmentalisme dilontarkan dalam era perang dingin untuk membentuk socialisme, sehingga ia merupakan bungkus baru dari kapitalisme. Konsep pembangunan dan modernisasi yang kemudian dianut oleh rakyat dunia ketiga pada dasarnya merupakan refleksi dari paradigma barat tentang perubahan social. Development diidentikkan dengan gerakan langkah demi langkah menuju higher modernity. Modernitas dimaksutkan merefleksi bentuk perkembangan dan kemajuan teknologi serta ekonomi seperti yang dialami oleh Negara-negara industry. Konsep ini mempunyai akar sejarah dan intelektualitas perubahan social yang diasosiasikan dengan revolusi industry di Eropa. Interpretasi konsep pembangunan di sebagian besar dunia ketiga difamahami sebagai general improvement in the standard of living.
Perbedaan yang terpenting era pembangunan dan globalisasi diantaranya jika pembangunan lebih menekankan pada pertumbuhan ekonomi nasional dan melihat ke dalam negri sendiri sedang globalisasi mendorong Negara untuk menjadi bagian dari pertumbuhan ekonomi global dimana aktornya bukan hanya Negara tetapi perusahaan trans nasional, bank-bank trans nasional serta lembaga keuangan multilateral seperti bank dunia dan International Monetary Found (IMF), serta birokrasi perdagangan regional dan global seperti WTO, NAFTA, APEC. Dengan penjelasan ini maka globalisasi lebih bisa dilihat sebagai perkembangan dari kapitalisme liberal merupakan salah satu fase perjalanan panjang perkembangan kapitalisme liberal yang secara teoritis sebenarnya telah dikembangkan oleh Adam Smith. Globalisasi juga sesungguhnya kelanjutan dari kolonialisme dan develepmentalisme sebelumnya dimana ditawarkan sebagai jalan keluar bagi kemacetan pertumbuhan ekonomi dunia saat ini. Sejak awal para ilmuwan kritis memikirkan perlunya tata ekonomi yang adil serta bagi kalangan yang melakukan pemihakan terhadap yang lemah telah dicurigai sebagai bungkus baru dari imperalisme dan kolonialisme.
Proses globalisasi yang ditandai dengan pesatnya kemajuan dari tingkat internasional hingga tingkat local, berbagai korban terutama masyarakat adat kaum miskin kota dan golongan marginal lainnya telah mulai dirasakan. Meskipun hamper semua pemerintah menerima globalisasi dan mulai menyesuaikan kebijakan dan undang-undang dalam negeri dengan kebijakan global menyangkut investasi perdagangan, pertanian, dan pertanahan pajak hak paten dan lainnya namun sesunggguhnya rakyat di masing-masing Negara belum tentu sepenuhnya menerima globalisasi akibatnya pada saat ini telah mulai tumbuh gerakan resistensi terhadap globalisasi baik di tingkat internasional maupun local.
Penulis buku ini sangat cermat dan detail dalam memperhatikan setiap fenomena pada teori perubahan social yang  menggambarkan perubahan yang terjadi di dalam setiap fase pembangunan dan setiap karakteristik wilayah, untuk dapat mengungkap akar permasalahan dari setiap dampak teori pembangunan, penulis mengajukan pertanyaan yang menarik yang kemudian mencari penyebabnya dan mencoba untuk menjawabnya dengan kajian teori, sehingga bahasan dalam buku ini sangat menyeluruh dalam mengupas teori-teori pembangunan dengan berbagai kelemahannya. Hubungan gagasan-gagasan dalam mengungkapkan runtuhnya teori pembangunan dan globalisasi sangat logis dan teratur, kemampuan analisis permasalahan dan penguasaan teori sangat kuat di miliki oleh penulis. Contoh dan bukti pendukung yang di berikan sangat factual, logis dan cukup kuat untuk mendukung pikiran utama dalam buku ini.
Data pendukung banyak digunakan dari data sekunder, persamaan buku ini dengan  buku yang bertema teori pembangunan yang lain adalah selalu sama dalam memulai melihat lahirnya teori-teori pembanguan selalu dari teori marxisme dan teori kapitalisme yang akhirnya kearah konsep globalisasi.  Perbedaan; buku ini lebih bisa menerangkan kelemahan dari berbagai teori pembangunan, serta memberikan kritik pada setiap fase implementasi teori, serta mempu menemukan sisi kosong dari sejarah perjalanan teori pembangunan dengan memaknainya sebagai paradigma yang jumlahnya lebih banyak dari yang diungkapkan di buku yang lain.
Pada bagian kesimpulan penulis jelaskan mengenai prinsip-prinsip di dalam menegakkan perubahan social di masa mendatang tidak mengabaikan perkembangan kemanusiaan secara utuh, memiliki sensitivitas kultur pada minoritas, perubahan social memberi ruang bagi penentuan nasib sendiri bagi kaum marjinal, harus menghormati kedaulatan bangsa dan rakyat, hak azazi manusia, berlandaskan keadilan social. Sesuai dengan tujuan di susunnya buku ini yaitu untuk memberikan pemahaman mengenai paradigma dan teori pembangunan bagi para praktisi lapangan yang terjun kemasyarakat untuk melakukan aksi social.
Di dalam kesimpulan penulis tidak memberikan saran studi atau penelitian lebih lanjut terkait dengan pembahsan topic. Daftar pustaka yang dicantumkan sangat lengkap, yang sangat bermanfaat bagi para pembaca untuk memperdalam bahasan dari penulisan buku ini.

PENUTUP  
Dari pembahasan bagian demi bagian sampai dengan penutup dapat disimpulkan bahwa penulis sudah bisa dikatakan berhasil memberikan pemahaman bagi para praktisi juga akademisi untuk memahami teori pembangunan dan globalisasi, dengan mampu bersifat objektif dalam  menyampaikan prinsip-prinsip dalam menegakkan perubahan social di masa mendatang.
 Esensi penulisan buku ini untuk bidang keilmuan secara umum  adalah menambah pemahaman mengenai teori pembangunan dan berbagai kritik serta kelemahannya dan  lebih khusus dengan  teortis yang ditampilkan dalam buku tersebut akan mempu mengembangkan teori lain untuk menjawab kegagalan pembangunan dan menemukan konsep pembangunan yang baru.
Manfaat artikel atau buku dan topi ini dalam mata kuliah Seminar Pembangunan dan Publik Affairs bagi mahasiswa adalah kelengkapan materi bahasan dan tehnik penulisan yang runtut mempermudah mahasiswa untuk memahami dan mendiskusikan sifat pembangunan yang multidimensional dengan suatu pendekatan secara paradigmatic
      














Daftar Pustaka

Amin, S. Development. New York: Monthly Review Press, 1976.
Anderson, P. “Introduction to Antonio Gramsci, 1919-1920” in New Left Review, No. 51,1968.
Adorno, T.W. Dialectic. New York: Herder and Herder, 1973.
Adi Sasono. “Indonesia: From Guided Democracy to Guided Capitalism” in Prisma No. 26. December, 1982.
Althusser, L. For Marx. (Translated by B. Brewster) New York:Vintage, 1970.
Banks, J. The Sociology of Social Movement. London: McMilian,1972.
Black, J.K. Development in Theory and Practice. Boulder, CO:Westview Press, 1991.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar