CRITICAL REVIEW
Judul buku : “Runtuhnya Teori Pembangunan Dan
Globalisasi”
Pengarang : Dr. Mansour Fakih
Tahun : 2001
Penerbit :INSIST Press & Pustaka Pelajar,
Jakarta
PENDAHULUAN
Buku berjudul “Runtuhnya
Teori Pembangunan dan Globalisasi” berisikan hubungan dan kebermaknaan teori
pembangunan dan globalisasi. Penyusunan buku ini dilatarbelakangi oleh gejala
timbulnya kerancuan teoritik dan paradigmatic dari para aktivis lapangan yang
tanpa disadari menggunakan dasar teoritik dan visi idiologis mengenai suatu
perubahan social yang menjadi landasan aktivitas sehari-hari para praktisi,
dengan demikian memerlukan pemahaman tentang paradigma dan berbagi teori
perubahan sosial.
Buku ini terbagi ke
dalam enam bagian. Bagian pertama, merupakan pendahuluan yang membahas
latarbelakang dan tujuan penyusunan buku ini di samping alasan penulis
menggunakan istilah teori pembangunan maupun teori perubahan sosial.
Bagian kedua, membahas tentang bagaimana dan apa yang
mempengaruhi sebuah teori dengan fokus pada paradigma dan peranannya dalam
membentuk teori perubahan sosial dan pembangunan : pengertian paradigma,
paradigma ilmu sosial menurut Habermas, paradigma perspektif Freire,
paradigma-paradigma sosiologi.
Bagian ketiga dan keempat membahas tentang paradigma dan
teori pembangunan dan perubahan sosial berlandasakan kapitalisme, marxisme,
sosialisme, teori ketergantungan atau depedensia dan kritik terhadapnya.
Sedangkan bagian keilima, refleksi penulis terhadap beberapa
teori yang dapat dikategorikan sebagai teori-teori perubahan sosial alternatif.
Pertama, teori feminimisme, teori liberalisasi dan teori analisis sosial
dekonstruksi terhadap developmentalisme.
Bagian
keenam, membahas sejarah perjalanan teori pembangunan yang mengambil bentuk
dalam teori pertumbuhan cepat (rapid growth development) .Pada bagian
ini, dibahas detail tentang krisis pembangunanisme dan mulainya era globalisasi
ditambah dengan refleksi penulis terhadap berbagai perdebatan mengenai
globalisasi dan berbagai skenario teoritik tentang formasi sosial globalisasi
serta implikasinya.
PEMBAHASAN
Buku ini selain
disediakan untuk bacaan khalayak umum, juga untuk praktisi lapangan, membahasan
konsep paradigma dan peranannya dalam membentuk ilmu social sangat detail dan mudah di fahami,
di mulai dari bahasan apa itu paradigma, mengapa dan bagaimana suatu paradigma
terbentuk serta apa pengaruh paradigma terhadap terbentuknya teori-teori
perubahan social dan praktek pembangunan.
Paradigma adalah alat
pandang atau aliran yang kemudian penulis menyitir pendapatnya Thomas Khun yang
terkenal dengan karyanya “ the structur of science revolution” bahwa paradigma
adalah suatu kerangka referensi atau pandangan dunia yang menjadi dasar
keyakinan atau pijakan suatu teori, juga menyadur dari Pattun ( 1975 )
memberikan pengertian paradigma dalam bukunya “A World View, A General
Perspektif Way of Dreaking Down The Complexity of The Riel World” yang tidak
jauh memberikan pengertian paradigma dari Thomas Kun yang bisa ditarik
kesimpulan bahwa paradigma adalah konstelasi teori, pertanyaan, pendekatan
serta prosedur yang digunakan oleh suatu nilai dan tema pemikiran.
Pengarang mampu menjelaskan dominasi paradigma terhadap
paradigma lain yang merupakan dasar lahirnya sebuah teori perubahan social.
Dicontohkan pada fase marxisme perkembangan dan kritik intern terhadap
kapitalisme yang menyebabkan terjadinya perubahan teori social. Lebih lanjut
dikatakan bahwa pemahaman paradigma dan teori perubahan social seharusnya tidak
sekedar untuk memahami dan mempelajarinya tetapi lebih dalam rangka menegakkan
komitmen suatu proses emansipasi, keadilan social, dan transformasi social.
Demikian juga pemilihan paradigma dan
teori perubahan social adalah suatu pemihakan berdasarkan nilai-nilai tertentu.
Dalam rangka memahami pengaruh paradigma dan teori perubahan
social terhadap pembangunan, Dr. Mansour Faqih menguraikan 1. Peta paradigma
dalam ilmu social diantaranya paradigma dominative lawan emansipatoris, paradigma reformasi kearah paradigma
transformasi dimana paradigma ini digunakan untuk memahami dan menganalisis
suatu praktek social, 2. Paradigma fungsionalis, 3. Paradigma interpretatif, 4.
Paradigma humanis radikal, 5. Paradigma strukturalis radikal. Dengan pemahaman
ke lima paradigma akhirnya akan dipahami pula berbagai metodologi dan
pendekatan proyek pembangunan maupun aksi social di akar rumput, karena pada
dasarnya metodologi dan teknik program perubahan social maupun pembangunan
serta teori-teorinya sangat konsisten dalam mengikuti paradigma yang ada
sehingga memberikan makna terhadap realita social, mempengaruhi visi dan misi
suatu teori social, mempengaruhi penentuan pendekatan di dalam pelaksanaan
program pembangunan.
Pada bagian lain buku ini memuat teori perubahan social
dominan yang dikenal sebagai bagian dari teori modernisasi dan teori
pembangunan yang dapat mengantarkan pemahaman terhadap dasar pandangan teori.
Dr. Mansour Faqih menyajikan semua teori dan paradigma modernisasi dan
pembangunan yang berlandaskan paradigma kapitalisme juga berbagai teori yang
kemudian muncul dibawah pengaruh paradigma teori perubahan social kapitalisme dan
teori modernisasi dan pembangunan yang dicontohkan dengan teori basic needs. Untuk
memahami lahirnya teori modernisasi dan pembangunan dibahas tiga teori social
dan ekonomi terpenting yaitu teori ekonomi klasik, teori evolusionisme, serta
teori fungsionalisme yang banyak menyadur dari pemikiran W.W. Rostow dimana
teori pertumbuhannya sering dianggap sebagai pilar utama bagi teori pembangunan
yang menguraikan tentang pendekatan perubahan social dari pendekatan
kapitalisme. Juga disajikan mengenai motivasi karya David Mc-Clelland yang
merupakan aplikasi terbaik dari teori modernisasi.
Beberapa contoh yang disajikan dalam memperjelas teori
perubahan social kapitalis dan teori modernisasi pembangunan digunakan
Negara-negara di wilayah Asia yang lebih banyak menggunakan model teori
pembangunan pertumbuhan cepat yang akhirnya mengalami proses kejatuhan yang
dikarenakan tidak dilandasi factor fondasi ideologis dan paradigmatic teori
pembangunan yang dianggap sebagai penyebabnya.
Pada bagian lain di analisis berbagai teori kritik dan
reaksi terhadap paradigma dan teori perubahan social yang berakar pada ideology
mainstream kapitalisme yakni paradigma dan teori modernisasi dan pertumbuhan.
Paham dan teori kritik yang diungkap berangkat dari paradigma dan analisis
structural radikal dan paradigma radikal humanis tentang perubahan social. Focus
bahasanya diarahkan pada pembahasan berbagai teori kritik dan kritik terhadap
teori pembangunan pertumbuhan dan pemerataan.
Paradigma teori kritik yang digunakan merujuk pada pemikiran
Karl Marx, Resnick dan Wolf, juga pemikiran dari bukan marxis seperti
Heilbroner. Yang akhirnya dikatakan bahwa teori kritik sesungguhnya merupakan
dasar teori perubahan social atau transformasi social. Teori ini menempatkan
masyarakat sebagai subyek perubahan social dalam pembangunan yang akhirnya
melahirkan berbagai metodologi partisipatori dalam berbagai aspek. Juga model
riset partisipatori.
Pembahasan paradigma dan teori kritik perubahan social
diakhiri dengan penjelasan tata ekonomi dunia masa depan yang berasumsi bahwa
tidak mungkin untuk mengembangkan suatu dunia yang adil dan demokratis dengan
strategi masing-masing Negara melakukan pembangunan dan pertumbuhan nasional,
selain tidak sehat dan merusak model pembangunan nasional mustahil melahirkan
tata ekonomi dunia yang adil. Pada dasarnya maju dan berhasilnya pembangunan
dan pertumbuhan suatu Negara selalu dibayar dengan keringat, penderitaan Negara
lain dan bahkan tersingkirnya Negara lain. Model kompetisi pembangunan dan
pertumbuhan cepat atau lambat akan membawa konflik global. Akhirnya teori
kritik dan perubahan social ini mengajukan suatu strategi untuk mengarahkan
energy gerakan pada sumber surplus ekonomi, penyedotan surplus ekonomi global
dengan jalan mengurangi tingkat laba dan secara global memperhatikan persoalan
pemerataan.
Setalah membahas teori perubahan social yang dominan yakni
teori pembangunan kapitalis serta teori-teori yang menjadi yang berpijak pada
paradigma marxisme, buku ini menjelaskan paradigma dan teori alternatif
terhadap teori modernisasi maupun sosialisme yang dikategorikan dalam teori
alternatif , contohnya critical theory yang dikemukakan oleh Stephen Leonard
pada tahun 1990 yang disadur dari bukunya yang berjudul Critical Theory in
Political Practice. yang memberikan kritik terhadap institusi dan praktek
social politik yang ada dalam masyarakat yang tidak adil. Teori ini
dikategorikan sebagai teori kritik karena berdimensi praktis dikenal dengan
istilah praxis yaitu suatu perenungan teoritik untuk melakukan aksi perubahan
social. Teori tersebut tidak dapat secara mudah masuk dalam kategori paradigma
dan aliran marxisme maupun pembangunan kapitalistik. Berbagai teori yang masuk
dalam kategori teori alternatif meliputi berbagai paradigma. Yang pertama
gerakan feminisme dengan berbagai alirannya, yang kedua teori alternative yang
merujuk pada teologi pembebasan khususnya gerakan pembebasan agama katholik di
Amerika Latin yang ditokohi oleh Gustavo Gutieres, yang ketiga pendekatan post
modernisme. Sasaran utama pada gerakan ini adalah persoalan power/knowledge
yang merupakan kritik dari Michel Foucault.
Gerakan post mordenisme dapat mencerahkan dan memberikan
inspirasi secara radikal dan kritis terhadap setiap usaha untuk melahirkan
pemikiran alternative terhadap pembangunan. Jika teori post modernism lebih
melihat gagalnya develepmentalist dalam menjawab tantangan rakyat selatan,
sebaliknya justru mengantar semakin kokohnya perusahaan multinasional untuk
menguasai ekonomi politik dan budaya rakyat selatan, maka terdapat juga
pandangan yang lebih optimis dari teoritisi ilmu social untuk meletakkan teori
perubahan social agar tetap memainkan peran penting di masa depan. Pandangan
ini disebut atau dikenal dengan teori konvergensi pembangunan. Penganut teori
konvergensi secara optimis percaya akan kuatnya kecenderungan konvergensi
antara teori perubahan social dan pembangunan di masa mendatang, konvergensi
antar berbagai teori yang tadinya bertentangan diharapkan melahirkan sintesis
yang akan bermanfaat bagi umat manusia. Mereka tidak akan lagi memaksakan
berlakunya satu tesis tertentu yang mewakili teori perubahan social
modernisasi, pembangunan, globalisasi, dependensia, sosialisme, maupun yang
lain. Namun, secara teoritik teori konvergensi belum benar-benar mampu
menggambarkan diri dan sosoknya sebagai suatu teori perubahan social
alternative terhadap globalisasi yang dikatakan sebagai jalan ketiga; yang
terakhir ditawarkan oleh Giddens dalam kenyataannya merupakan bagian dari
gagasan neo-liberalisme dan menjadi bagian dari globalisasi kapitalisme
sehingga banyak yang meragukannya apakah benar-benar bisa sebagai jalan ketiga.
Teori pembangunan
yang lebih dikenal dengan paham develepmentalisme selain dikembangkan dalam
rangka membendung pengaruh dan semangat anti kapitalisme bagi rakyat dunia
ketiga juga merupakan siasat baru untuk mengganti formasi social kolonialisme
yang baru runtuh. Diskursus develepmentalisme yang lahir tahun 1949 telah resmi
menjadi doktrin kebijakan luar negri Amerika Serikat. Develepmentalisme
dilontarkan dalam era perang dingin untuk membentuk socialisme, sehingga ia
merupakan bungkus baru dari kapitalisme. Konsep pembangunan dan modernisasi
yang kemudian dianut oleh rakyat dunia ketiga pada dasarnya merupakan refleksi
dari paradigma barat tentang perubahan social. Development diidentikkan dengan
gerakan langkah demi langkah menuju higher modernity. Modernitas dimaksutkan
merefleksi bentuk perkembangan dan kemajuan teknologi serta ekonomi seperti
yang dialami oleh Negara-negara industry. Konsep ini mempunyai akar sejarah dan
intelektualitas perubahan social yang diasosiasikan dengan revolusi industry di
Eropa. Interpretasi konsep pembangunan di sebagian besar dunia ketiga
difamahami sebagai general improvement in the standard of living.
Perbedaan yang terpenting era pembangunan dan globalisasi
diantaranya jika pembangunan lebih menekankan pada pertumbuhan ekonomi nasional
dan melihat ke dalam negri sendiri sedang globalisasi mendorong Negara untuk
menjadi bagian dari pertumbuhan ekonomi global dimana aktornya bukan hanya
Negara tetapi perusahaan trans nasional, bank-bank trans nasional serta lembaga
keuangan multilateral seperti bank dunia dan International Monetary Found
(IMF), serta birokrasi perdagangan regional dan global seperti WTO, NAFTA, APEC.
Dengan penjelasan ini maka globalisasi lebih bisa dilihat sebagai perkembangan
dari kapitalisme liberal merupakan salah satu fase perjalanan panjang
perkembangan kapitalisme liberal yang secara teoritis sebenarnya telah
dikembangkan oleh Adam Smith. Globalisasi juga sesungguhnya kelanjutan dari
kolonialisme dan develepmentalisme sebelumnya dimana ditawarkan sebagai jalan
keluar bagi kemacetan pertumbuhan ekonomi dunia saat ini. Sejak awal para
ilmuwan kritis memikirkan perlunya tata ekonomi yang adil serta bagi kalangan
yang melakukan pemihakan terhadap yang lemah telah dicurigai sebagai bungkus
baru dari imperalisme dan kolonialisme.
Proses globalisasi yang ditandai dengan pesatnya kemajuan
dari tingkat internasional hingga tingkat local, berbagai korban terutama
masyarakat adat kaum miskin kota dan golongan marginal lainnya telah mulai
dirasakan. Meskipun hamper semua pemerintah menerima globalisasi dan mulai
menyesuaikan kebijakan dan undang-undang dalam negeri dengan kebijakan global
menyangkut investasi perdagangan, pertanian, dan pertanahan pajak hak paten dan
lainnya namun sesunggguhnya rakyat di masing-masing Negara belum tentu
sepenuhnya menerima globalisasi akibatnya pada saat ini telah mulai tumbuh
gerakan resistensi terhadap globalisasi baik di tingkat internasional maupun
local.
Penulis buku ini sangat cermat dan detail dalam
memperhatikan setiap fenomena pada teori perubahan social yang menggambarkan perubahan yang terjadi di dalam
setiap fase pembangunan dan setiap karakteristik wilayah, untuk dapat
mengungkap akar permasalahan dari setiap dampak teori pembangunan, penulis
mengajukan pertanyaan yang menarik yang kemudian mencari penyebabnya dan
mencoba untuk menjawabnya dengan kajian teori, sehingga bahasan dalam buku ini
sangat menyeluruh dalam mengupas teori-teori pembangunan dengan berbagai
kelemahannya. Hubungan gagasan-gagasan dalam mengungkapkan runtuhnya teori
pembangunan dan globalisasi sangat logis dan teratur, kemampuan analisis permasalahan
dan penguasaan teori sangat kuat di miliki oleh penulis. Contoh dan bukti
pendukung yang di berikan sangat factual, logis dan cukup kuat untuk mendukung
pikiran utama dalam buku ini.
Data pendukung banyak digunakan dari data sekunder,
persamaan buku ini dengan buku yang
bertema teori pembangunan yang lain adalah selalu sama dalam memulai melihat
lahirnya teori-teori pembanguan selalu dari teori marxisme dan teori
kapitalisme yang akhirnya kearah konsep globalisasi. Perbedaan; buku ini lebih bisa menerangkan
kelemahan dari berbagai teori pembangunan, serta memberikan kritik pada setiap fase
implementasi teori, serta mempu menemukan sisi kosong dari sejarah perjalanan
teori pembangunan dengan memaknainya sebagai paradigma yang jumlahnya lebih
banyak dari yang diungkapkan di buku yang lain.
Pada bagian kesimpulan penulis jelaskan mengenai
prinsip-prinsip di dalam menegakkan perubahan social di masa mendatang tidak
mengabaikan perkembangan kemanusiaan secara utuh, memiliki sensitivitas kultur
pada minoritas, perubahan social memberi ruang bagi penentuan nasib sendiri
bagi kaum marjinal, harus menghormati kedaulatan bangsa dan rakyat, hak azazi
manusia, berlandaskan keadilan social. Sesuai dengan tujuan di susunnya buku
ini yaitu untuk memberikan pemahaman mengenai paradigma dan teori pembangunan bagi
para praktisi lapangan yang terjun kemasyarakat untuk melakukan aksi social.
Di dalam kesimpulan penulis tidak memberikan saran studi
atau penelitian lebih lanjut terkait dengan pembahsan topic. Daftar pustaka
yang dicantumkan sangat lengkap, yang sangat bermanfaat bagi para pembaca untuk
memperdalam bahasan dari penulisan buku ini.
PENUTUP
Dari pembahasan bagian demi bagian sampai dengan penutup
dapat disimpulkan bahwa penulis sudah bisa dikatakan berhasil memberikan
pemahaman bagi para praktisi juga akademisi untuk memahami teori pembangunan
dan globalisasi, dengan mampu bersifat
objektif dalam menyampaikan prinsip-prinsip dalam menegakkan
perubahan social di masa mendatang.
Esensi
penulisan buku ini untuk bidang keilmuan secara umum adalah menambah pemahaman mengenai teori
pembangunan dan berbagai kritik serta kelemahannya dan lebih khusus dengan teortis yang ditampilkan dalam buku tersebut
akan mempu mengembangkan teori lain untuk menjawab kegagalan pembangunan dan
menemukan konsep pembangunan yang baru.
Manfaat artikel atau buku dan topi ini
dalam mata kuliah Seminar Pembangunan dan Publik Affairs bagi mahasiswa adalah
kelengkapan materi bahasan dan tehnik penulisan yang runtut mempermudah
mahasiswa untuk memahami dan mendiskusikan sifat pembangunan yang
multidimensional dengan suatu pendekatan secara paradigmatic
Daftar
Pustaka
Amin, S. Development. New York: Monthly Review
Press, 1976.
Anderson,
P. “Introduction to Antonio Gramsci,
1919-1920” in
New Left Review, No. 51,1968.
Adorno, T.W. Dialectic. New York: Herder and Herder,
1973.
Adi
Sasono. “Indonesia: From Guided Democracy
to Guided Capitalism”
in Prisma No. 26. December, 1982.
Althusser, L. For Marx. (Translated by B. Brewster)
New York:Vintage, 1970.
Banks, J. The Sociology of Social Movement.
London: McMilian,1972.
Black,
J.K. Development in Theory and Practice.
Boulder, CO:Westview Press, 1991.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar